Analisis Tingkat Ketersediaan Air Tanah Bulan Juli Tahun 2018 di Provinsi Jawa Timur

Analisis ketersediaan air tanah bulan Juli 2018 terjadi di wilayah Jawa Timur dengan kriteria: Sangat Kurang (74,3%), Kurang (7,3%), Sedang (2,1%), Cukup (2,1%), dan Sangat Cukup (14,2%).

Pengetahuan akan kondisi ketersediaan air di dalam tanah sangat diperlukan dalam pengelolaan pertanian, beberapa manfaat dari informasi tersebut antara lain adalah untuk mempertimbangkan kesesuaian lahan khususnya lahan tadah hujan bagi jenis tanaman yang akan diusahakan, merencanakan jadwal tanam dan panen, serta mengatur jadwal pemberian air irigasi/siraman baik jumlah maupun waktunya sehingga dapat dilakukan secara lebih efisien.
Kondisi ketersediaan air tanah dilakukan dengan menggunakan metode neraca air yang merupakan perimbangan antara masukan dan keluaran air di suatu tempat dan nilainya berubah dari waktu ke waktu. 
Neraca air dapat dihitung pada luasan dan periode waktu tertentu menurut keperluannya.
Berdasarkan tujuan penggunaannya, neraca air dapat dibedakan atas neraca air umum, neraca air lahan dan neraca air tanaman. 
Untuk neraca air tanaman, evapotranspirasi yang digunakan adalah evapotranspirasi tanaman (ETc) yang menunjukkan jumlah penguapan air yang terjadi pada tanaman sesuai dengan umur dan jenis tanaman selama masa pertumbuhan. 
Sedangkan peta analisis ketersediaan air tanah yang disajikan stasiun Klimatologi Malang saat ini adalah berdasar neraca air lahan.
Dari hasil penghitungan KAT dapat dicari nilai indek/kriteria kebutuhan air bagi tanaman dalam bentuk persen air tanah tersedia yang terbagi dalam 5 kelas yakni:

Air Tanah Tersedia (ATS) % ATS
Sangat Kurang < 10 %
Kurang 10 – 40 %
Sedang 40 – 60 %
Cukup 60 – 90 %
Sangat Cukup > 90 %

 

Tabel Analisis Ketersedian Air Tanah Bulan Juli 2018 

KRITERIA KABUPATEN / BAGIAN DARI KABUPATEN
Sangat Cukup
(>90%)
Di sebagian kecil kabupaten/kota meliputi: Mojokerto, Sidoarjo, Malang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Bangkalan.
Cukup
(60% – 90%)
Di sebagian kecil kabupaten/kota meliputi: Trenggalek, Blitar, Mojokerto, Malang, Sidoarjo, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Bangkalan.
Di sebagian Kabupaten Lumajang.
Sedang
(40% – 60%)
Di sebagian besar Kabupaten Banyuwangi.
Di sebagian kecil kabupaten/kota meliputi: Trenggalek, Blitar, Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Lumajang, Probolinggo, Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, dan Sumenep.
Kurang
(10% – 40%)
Di sebagian kecil kabupaten/kota meliputi: Trenggalek, Blitar, Malang, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Lumajang, Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, dan Sumenep.
Di sebagian Kabupaten Jember.
Sangat Kurang
(< 10% )
Di sebagian kecil Kabupaten Lumajang dan Banyuwangi.
Di sebagian hingga sebagian besar kabupaten/kota meliputi : Trenggalek, Kediri, Blitar, Malang, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Jember, Bondowoso, Situbondo, Bangkalan, dan Sumenep.
Di seluruh kabupaten/kota meliputi : Pacitan, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Jombang, Sampang, dan Pamekasan.

 

Peta Analisis Tingkat Ketersediaan Air Tanah Bulan Juli Tahun 2018 di Provinsi Jawa Timur

Peta Analisis Tingkat Ketersediaan Air Tanah Bulan Juli Tahun 2018 di Provinsi Jawa Timur
Peta Analisis Tingkat Ketersediaan Air Tanah Bulan Juli Tahun 2018 di Provinsi Jawa Timur